TRADISI BUKA LUWUR PANTARAN
Bulan Muharram atau Suro [tahun Jawa] telah melewati hari keduapuluh. Juru kunci Makam Syech Maulana Ibrahim Magribi di Desa Candisari; Kecamatan Ampel akan disibukkan dengan agenda ritual Buka Luwur yang akan digelar pada hari Jumat terakhir di bulan Suro tersebut. Agenda tahunan yang juga disebut warga sebagai sadranan tersebut salah satu prosesinya yakni penggantian kain lurup di beberapa makam di komplek tersebut. “Buka Luwur maksudnya untuk sadranan atau pergantian mori [kain kafan] di makam Syech Maulana Ibrahim Magribi,” terang juru kunci, Totok Sunyoto. Selanjutnya Totok menambahkan, terdapat empat makam lain yang diganti kainnya selain Syech Maulana Ibrahim Maghribi. Makam tersebut yakni miliki Dewi Nawangwulan, Ki Ageng Pantaran, Ki Ageng Mataram dan Ki Ageng Kebo Kanigoro. Tradisi Buka Luwur diawali dengan kirab kain luwur dan kelengkapan lain diserahkan Wakil Bupati Boyolali, M. Said Hidayat kepada sang juru kunci makam. Dilanjutkan dengan prosesi penggantian kain tersebut. Usai rangkaian penggantian kain dilanjutkan dengan pembacaaan dzikir dan tahlil yang diikuti para peziarah yang memadati komplek makam. Sebagai akhir, digelar tradisi kenduri yang membagikan makanan kenduri yang diyakini bisa dialap berkahnya. Salah satu pengunjung, Karjono Hadisutopo setelah usai prosesi kenduri mengungkapkan kedatangannya di Pantaran ini untuk berziarah. “Tujuannya ziarah, Jadi setelah Buka Luwur semoga diberi kesehatan, lancar rejeki,” terang terang warga Jlarem; Ampel ini. Sudah menjadi agenda rutin Karjono beserta sejumlah tetangganya selalu datang saat Buka Luwur. Dia juga berkeyakinan usaha bertaninya juga agar diberikan kesuburan dalam tanamannya dan bisa panen yang baik. Sementara Wabup, M. Said Hidayat berharap agenda ini bisa menjadi agenda pariwisata. “Dalam acara ini dapat menunjukkan nilai kegotongroyongan yang masih bisa terjaga dan memajukan pariwisata setempat,” terang Wabup Said. Pesan penting yang disampaikan, dengan hidup rukun bersama warga dalam menjaga tradisi yang memiliki nilai budaya.
Sumber : https://jatengprov.go.id/beritadaerah/tradisi-buka-luwur-pantaran-kembali-digelar/